Ciptakan Jurnalis Profesional, Santri Nurul Jadid Ikuti Madrasah Jurnalistik
PROBOLINGGO-Madrasah Jurnalistik ini sebagai wadah bagi santri yang memiliki bakat keterampilan dan mencintai literasi dengan sungguh-sungguh. Ada 20 orang terpilih dari 100 orang pendaftar untuk menjadi peserta Madrasah Jurnalistik Pernyataan ini disampaikan Ny. Muthmainnah Waqid Wakil Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo di Aula Mini. Selasa (13/08/24)
Selanjutnya Ning Iin mengungkapkan, pesantren akan terus mengasah kemampuan atau keterampilan menulis santri salah satunya dengan membentuk madrasah jurnalistik.
Mengapa ini penting, lanjut Ning Iin, sebab banyak orang bisa menulis tapi tidak bisa bicara. Ada orang yang bisa bicara tidak bisa menulis begitu juga sebaliknya.
Kegiatan ini atas inisiatif kepala subbagian humas dan Infokom ponpes Nurul Jadid Ponirin Mika dengan memiliki bertujuan untuk mencetak kader wartawan agar pesantren dapat melahirkan para jurnalis yang mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang jurnalistik.
"Madrasah Jurnalistik ini diikuti oleh santri aktif yang memiliki bakat dan keinginan kuat untuk menjadi penulis atau wartawan," ungkapnya.
Ia menambahkan, kita ingin memberikan materi tentang kepenulisan itu setiap dua minggu sekali. Tentu teori dan praktik harus berjalan bersamaan.
Di waktu yang sama, Ponirin Mika menegaskan, salah satu khazanah pesantren adalah membaca dan menulis.
"Santri yang tidak suka membaca dan menulis. Ia akan kehilangan ciri khas pondok pesantren," sambungnya.
Sedangkan Naura Fikro Syadidah koordinator pelaksana menegaskan, bahwa dengan Diklat ini ingin membentuk kader-kader unggul untuk bangsa dan negara.
"Tirakat santri adalah membaca dan menulis. Menulislah seperti wartawan dan berbicara seperti orator," pungkasnya.
Sebagai pemateri pendidikan dan pelatihan (Diklat) Madrasah Jurnalistik ini pemimpin redaksi Jawa Pos Radar Bromo Hana Susanti, S. Sos.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow