Seorang Jemaah Haji Kabupaten Kediri Wafat di Makkah
SURABAYA - Kabar duka datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah haji asal Kabupaten Kediri yang tergabung dalam kloter 73 wafat di Kota Makkah.
Jemaah perempuan yang wafat tersebut atas nama Muchlisoh Tarmuji, 58 tahun, asal Dusun Pelem, Desa Maesan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Muchlisoh wafat pada Selasa 4 Juni, pukul 10.00 waktu Arab Saudi dikarenakan sakit usai menjalani umrah wajib. Dia juga mengalami riwayat penyakit kanker rahim.
Wakil Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Ahmad Allauddin menjelaskan jemaah haji yang wafat bernama Muchlisoh sebelumnya sakit usai menjalani tahapan umrah wajib kemudian dibawa oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) ke klinik. Saat di klinik kesehatannya tak kunjung membaik, sehingga TKHI merujuk Muchlisoh ke Rumah Sakit An Noor Makkah. Hingga akhirnya meninggal dunia.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Satu lagi jemaah asal Embarkasi Surabaya yang meninggal dunia di Makkah pada Selasa (4/6) kemarin. Insya Allah, almarhumah husnul khotimah. Semoga amal ibadahnya di terima di sisi Allah," terang Allauddin pada Rabu (5/6).
Allauddin menerangkan lebih lanjut bahwa almarhumah sempat mendapatkan perawatan intensif dengan memberikan alat bantu pernapasan. "Sempat ada perawatan medis tapi kemudian takdir berkehendak lain dan meninggal dunia," tuturnya.
Jenazah Muchlisoh kemudian dishalatkan di Masjidil Haram, dan dikebumikan usai shalat subuh, Rabu (5/6) di Makkah.
Dengan bertambahnya satu satu jemaah haji yang wafat, kini jemaah haji asal Embarkasi Surabaya yang wafat bertambah menjadi lima orang. Dua orang wafat di Rumah Sakit Haji Surabaya, satu orang meninggal dunia di Madinah, dan dua orang wafat di Makkah.
"Total ada 5 orang yang meninggal dunia hingga saat ini. Dua orang meninggal dunia di Rumah Sakit Haji dan tiga orang jemaah meninggal di tanah suci," jelas Allauddin.
Allauddin menerangkan jika dibandingkan dengan tahun lalu, jemaah haji yang wafat pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini, relatif sedikit. Hal itu menurutnya karena adanya pemeriksaan kesehatan di awal sebelum pelunasan biaya perjalanan ibadah haji. Sehingga ke depan sistem tersebut akan diteruskan karena bisa menekan jemaah yang sakit maupun yang meninggal dunia.
"Jadi sebelum bayar pelunasan haji jemaah wajib istitaah dulu. Nah, dari situlah sudah diketahui mana jemaah yang ada kendala pada kesehatannya atau sehat. Sehingga tingkat meninggal dunia pun tahun ini relatif sedikit dibandingkan tahun lalu yang saat jelang akhir kloter sudah ada puluhan jemaah yang meninggal dunia," ungkapnya.
Selain itu jemaah asal Embarkasi Surabaya yang masih di rawat di tanah suci menurut Allauddin juga relatif sedikit.
"Ada yang masih dirawat di rumah sakit di Madinah dan Makkah tapi tidak banyak. Oleh karena itu kami mengimbau jemaah agar menjaga kesehatan karena sudah mendekati Armuzna pada 9 Dzulhijah mendatang," pesan pria asal Blora ini.
Hingga hari ini, Rabu (5/6), ada 88 kloter yang sudah diberangkatkan ke tanah suci dengan jumlah mencapai 32.621 orang atau sekitar 83 persen. Namun ada 18 orang yang masih tertunda keberangkatannya di Embarkasi Surabaya. Empat orang tertunda karena sakit, delapan orang sedang menunggu pemberangkatan ke tanah suci setelah sembuh dari sakit, dan enam orang adalah pendamping.
Embarkasi Surabaya menerima kedatangan 4 kloter hari ini, yaitu kloter 89, kloter 90, dan kloter 91 dari Kabupaten Tulungagung serta kloter 92 yang merupakan gabungan Kabupaten Tulungagung dan Kota Surabaya. (Humas)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow